PEKANBARU,SIAGANEWS.CO – Pelaksanaan Sholat Ied yang dilaksanakan di Mesjid An-Nur berjalan khidmat. Meski diselimuti kabut asap tipis seribuan jemaah tetap fokus melaksanakan ibadah tahunan tersebut.
Turut melaksanakan sholat pada Hari Raya Idul Adha Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, pimpinan DPRD Riau Noviwaldy Jusman serta berbagai unsur pimpinan lainnya.
Untuk Imam dipercayakan kepada Ramli Husein, sementara Khatib Syafrudin Saleh. Dalam ceramahnya, khatib mengajak kepada seluruh umat untuk merenung kembali atas sikap ketulusan dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, yang ikhlas menjalankan perintah Allah SWT.
“Mari kita bermuhasabah untuk merenung atas pengorbanan dan keikhlasan atas apa yang dilakukan Nabi Ibrahim san Nabi Ismail. Selain itu banyak lagi diantara sifat-sifatnya yang perlu kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari,” ungkap khatib, Kamis (24/9/15).
Kemudian sifat kekuhan atas apa yang diyakininya yang juga umat Islam imani, yakni percaya kepada adanya yang maha tunggal, maha perkasa dan maha segalanya tidak hanya menjadi simbol.
Dimana, Nabi Ibrahim menentang penguasa zalim Namrud dan menyuarakan kebenaran kepada umat saat itu, yang masih percaya kepada patung-patung berhala.Puncaknya, ketika Nabi Ibrahim dibakar dengan api, serta dikucilkan dari pergaulan.
Tetapi berkat ketakwaan yang kuat, Ibrahim tetap tidak bergeming.Seandainya umat Islam yang saat ini bersatu melawan kezaliman, serta tidak goyah atas pun yang dapat merusak keimanan, maka nilai-nilai kebenaran seperti yang telah dicontohkan di dalam Al Quran, akan dapat terlaksana dengan baik.
“Ada lima karakter Nabi Ibrahim yang perlu kita contoh dalam kehidupan saat ini. Pertama ketakwaan, kedua ketulusan, ketiga mempertahankan tauhid, keempat penyabar serta bersikap adil,” papar khatib.
Selain itu, khatib juga banyak berbicara tentang keimanan dan ketakwaan seorang Nabi Ismail yang iklas dalam menjalankan perintah Allah. Puncaknya ketika, perintah Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih Ismail yang kemudian digantikan seekor domba.
“Untuk mengenang ketakwaan dan ketulusan kedua Nabi ini lalu hari ini kita peringati melalui hari kurban. Ada pun simbol penyembelihan selain bentuk ketakwaan, juga sebagai simbol untuk menghilangkan simbol kebinatangan didalam diri manusia,” ungkap khatib. (mcr/mtr)