
PEKANBARU,SIAGANEWS.CO- Berbagai elemen masyarakat yang sudah jenuh dengan kabut asap melakukan aksi massa di Jalan Cut Nyak Dien dengan tagar “#RevolusiLangitBiru”. Dengan memakai bandana bertuliskan “#RevolusiLangitBiru” ratusan orang dari masyarakat Riau berpartisipasi di aksi ini. Diantaranya Rumah Budaya Sikukeluang, AMPERA RIAU, Akademi Berbagi, dan sebagainya.
“Aksi ini no orasi, no anarki, no spanduk. Damai makanya kita yang sudah jenuh ini melakukan pendekatan lain yang lebih massif seperti puisi, monolog, teater, musik, dan penyebaran berita di media sosial. Maka dari itu nanti malam akan diadakan gelombang kedua dari aksi ini,” jelas Uut selaku kordinator lapangan.
Di aksi ini juga ada beberapa komunitas motor, Komunitas Malam Puisi Pekanbaru, mahasiswa, PNS, pecinta alam, PCMI, English Zone dan walhi. Aksi massa ini berisi monolog, puisi, musik tentang perlawanan terhadap korporasi yang membakar hutan dan menyebabkan Riau, Sumatra Selatan, Malaysia, dan Singapura diselimuti asap.
Di aksi ini, masyarakat juga memberikan sumbangan uang receh bertuliskan “Bantuan dari Masyarakat Riau”, pembagian tanaman yang dapat menggantikan asap menjadi oksigen, masker N95. Selain di jalan Cut Nyak Dien, massa melakukan ‘kampanye’ di dunia maya.
Para masyarakat yang berada di tempat ‘dimobilisasi’ untuk membuat tweet tentang asap. Seperti yang dilakukan Forum Akademisi Hubungan Internasional Universitas Riau yang memberikan penjabaran masalah asap dalam sudut pandang permasalahan hubungan internasional di akun “@FAIR_UR”.
Seusai shalat dzuhur, aksi dilanjutkan kembali dan gelombang kedua aksi massa Revolusi Langit Biru ini dilakukan di Hutan Kota dengan live streaming yang dapat diakses di cerita.tv.(trc)