PEKANBARU,SIAGANEWS.CO- Tugas Kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban Masyarakat ,terus dilakukan sepasang pemimpin yang tengah duduk sebagai pemangku kebijakan di Polresta Pekanbaru. Dengan karakter berbeda, Kombes Pol Aries Syarief Hidayat MM dan Wakapolres AKBP Sugeng Putut Wicaksono SIK mulai dirasakan oleh masyarakat luas program yang dijalani keduanya.
Setelah Dua Kampung Narkoba dilibas semasa baru hitungam bulan di Pekanbaru dan Geng Motor dan Hiburam Malam. Tepat Minggu (1/11) kedua pimpinan tersebut kembali menjalankan program Pencegahan kejahatan dan penyakit masyarakat. Hasilnya, Surya Citra Hotel (SCH) jalan Siak II Kecamatan Payung Sekaki yang selama ini sering dilakukan razia dan selalu lepas dari jeratan aparat, dengan tanpa ampun langsung digeledah dan diamankan beberapa orang perempuan dengan dugaan berjalannya bisnis lendir ditempat tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Pakar Kriminologi Universitas Islam Riau (UIR) DR Syahrul Akmal Latief Msi saat dijumpai siaganews.id diruang kerjanya, mengatakan bahwa dengan adanya program-program Polresta yang bersifat aksi dilapangan atau penindakan langsung patut mendapatkan apresiasi. Terlebih pemerintah Kota Pekanbaru, yang secara fungsi pekerjaan dan program Polresta tidak lain hanyalah untuk Masyarakat Pekanbaru sendiri.
“Kita berharap dua lembaga berbeda ini memiliki hubungan dan komunikasi yang baik. Karena dampak langsung dengan baiknya atau bagusnya pekerjaan penegak hukum adalah masyarkat kita sendiri. Apalagi pemegang jabatan dan keputusan adalah orang lapangan seperti saat ini,” ujar Syahrul.
Dosen mata Kuliah Strategi Pencegahan Kejahatan (SPK) di Jurusan Kriminologi Fakultas Fisipol ini mengatakan bahwa dari pantauannya selama Polresta Pekanbaru melakukan gebrakan, terkadang tidak diiringi dengan peran pemerintah setempat,” beberapa program Polresta dengan bertujuan adanya perubahan ditempat tersebut terkadang pemerintah terkesan lambat menyambut atau mengikuti. Misalnya, saat razia Pangeran Hidayat dan Kampung Dalam.Pasca penggrebekan, sebelum kembali bibit baru pengedar coba adakan pelatihan kerja atau kegiatan lainnya,” terang Syahrul.
Alumni Doktoral Universitas Kebangsaan Malaysia ini mengatakan bahwa kasus yang paling berbahaya jika Pemerintah lambat mengambil keputusan atau memberi sanksi tegas adalah kasus Prostitusi yang baru terungkap Polresta Pekanbaru di Surya Citra Hotel (SCH),” kalau diwilayah tersebut masih dalam Kota Pekanbaru, dan tamparan hebat bagi pemerintah yang telah memelihara Prostitusi. Kerja penegak hukum kita saat ini sangat bagus dan kepercayaan masyarakat mulai muncul, jadi jangan ada mosi tidak percaya kepada pemerintah,” tutup Syahrul. (Okra)