PEKANBARU,SIAGANEWS.CO- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman umumkan status perpanjangan keadaan darurat pencemaran udara akibat kabut asap, hingga dua minggu mendatang.
Sesuai dengan statusnya, pemerintah bersama Tim Satgas Darurat Karlahut, akan fokus menanggulangi persoalan kesehatan masyarakat akibat asap karena Karlahut.”Perpanjangan ini untuk dua minggu kedepan,” kata Plt Gubri yang biasa disapa Andi Rachman, Senin (28/9/15).
Ada pun langkah yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan kesehatan tersebut, dengan meningkatkan penanganan kesehatan khususnya disetiap posko-posko kesehatan yang sudah dibuat pemerintah.
Kemudian memaksimalkan pelayanan di rumah sakit termasuk Puskesmas baik yang ada di ibukota provinsi mau pun kabupaten/kota di Riau.Ada pun menanggapi desakan agar Pemprov Riau segera memberlakukan status tanggap darurat, menurut Andi semuanya berhak berpesepsi.
Namun pemerintah tentu melakukan kajian-kajian termasuk mengadakan rapat bersama pihak terkait seperti Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Meski begitu, Andi menyebutkan dengan status darurat pencemaran udara ini, Riau sebenarnya sudah diuntungkan dengan banyaknya bantuan mulai pesawat untuk melaksanakan hujan buatan, helikopter melakukan water boombing, termasuk pengerahan pasukan yang berasal dari berbagai kesatuan TNI seperti marinir, kostrad serta Paskhas.
Ditempat terpisah, Kepala BPBD Riau Edwar Sanger juga mengumumkan Status Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) diperpanjang hingga 31 Oktober. Perpanjangan tersebut diambil, mengingat musim kemarau di Provinsi Riau masih berlanjut menjelang November mendatang.
“Status siaga darurat Karlahut kita perpanjang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger.
Selain itu, pertimbangan lainnya juga setelah mendengar penjelasan dari Kepala Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sugarin, dimana intensitas hujan di Riau sangat kecil turun. Kemudian arah angin juga masih bergerak dari selatan ke utara.
“Sumber titik api yang menyebabkan asap inikan ada di Jambi dan Sumsel. Menurut data BMKG, arah angin dari selatan ini terus bertiup ke utara. Belum lagi intensitas hujan juga masih sangat kecil terjadi. Makanya ini kita diperpanjang status darurat Karlahut,” ungkap Edwar.
Sebagai informasi menurut Edwar, antara status darurat Karlahut dan status darurat pencemaran udara akibat asap karena Karlahut adalah dua hal berbeda. Jika darurat Karlahut lebih pada penanggulangan titik api, sementara darurat pencemaran udara lebih pada penanganan kesehatan masyarakat. (mcr/mtr)