SIAGANEWS.CO- Bupati Bengkalis Amril Mukminin, mengatakan untuk menuju masyarakat madani, Islam memberikan tuntunan agar senantiasa menyimak, memperhatikan, mengikuti, menjalankan tuntunan agama yang disampaikan para ulama, berupa keharusan berbuat kebajikan dan larangan berbuat tindak kejahatan atau amar makruf, nahir mungkar.
“Kemudian, lebih memusatkan perhatian pada pembangunan mental spiritual atau moral. Bukan terlalu terfokus pada pembangunan fisik material atau ekonomi. Islam lahir, tampil membawa pesan atau amanat untuk lebih mengutamakan perbaikan budi pekerti atau akhlak, bukan untuk lebih mengutamakan perbaikan penampilan fisik jasmani,” jelas Amril saat membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XIII Tingkat Kecamatan Pinggir di Halaman Eks Kantor Camat Pinggir, Sabtu (14/5/2016).
Memang islam juga mendorong untuk berusaha mencari rezeki sekuat tenaga, tetapi harta kekayaan yang lebih dari kebutuhan hendaknya diberikan kepada orang-orang memerlukannya.
“Islam tidak menyukai menumpuk-numpuk kekayaan, apalagi untuk foya-foya. Sesungguhnya kelebihan harta itu, hanyalah milik orang lain yang disimpan. Jangan membuat tempat timbunan kekayaan, karena akan menyebabkan cinta pada dunia,” terangnya.
Sebagai orang bersaudara, kata mantan anggota DPRD Bengkalis tiga priode itu, Islam juga tidak menyukai saling bersaing dalam mencari rezeki. Islam menuntun supaya saling tolong menolong, bantu membantu dalam kebaikan. Termasuk tolong menolong mencarikan jalan keluar mengatasi kesulitan orang lain.
Karena itu, lanjutnya, untuk mewujudkan visi Kabupaten Bengkalis 2016-2021, pembangunan yang akan dilaksanakan, tetap diarahkan pada kesimbangan antara fisik jasmaniah dan mental spiritual.
Sebab, selain iptek atau ilmu dan teknologi, yang menjadi ruh bagi terwujudnya masyarakat makmur, adil dan sejahtera lahir dan bathin adalah imtaq, sebagai modal dasar yang sangat penting bagi peningkatan kualitas semua lini kehidupan masyarakat di Kabupaten Bengkalis, tidak terkecuali di Kecamatan Pinggir.
“Untuk itu juga, kita tentu juga harus bersama-sama, tidak boleh ada yang menggunting dalam lipatan, tidak boleh ada yang lempar batu sembunyi tangan, tidak boleh ada yang bermuka dua. Harus duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Sedikit sama merasa, banyak sama mendapat. In Sha Allah, dengan semangat langkah seiring ayun yang kita junjung tinggi, tak ada gunung tinggi yang tak bisa kita daki, tak ada samudera luas, yang tak dapat kita seberangi,” tutupnya.(mcr)