SIAGANEWS.CO- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti langsung merespon kejadian bentrokan berdarah di Aceh Singkil. Rencananya, Rabu (14/10/2015) pagi hari ini jenderal berbintang empat itu akan langsung berangkat ke Aceh. “Ya saya akan melakukan pengarahan langsung agar tidak berkembang,” paparnya di rumah dinasnya Selasa (13/10/2015).
Sebab, ada kabar bahwa bentrokan itu bisa berkembang ke arah wilayah Sumatera Utara (Sumut). “Terkait hal tersebut, dia menuturkan ada antisipasi yang telah dilakukan, yakni melakukan penyekatan tiga jalur perbatasan yang menghubungkan Aceh dengan Sumut. Tiga jalur itu adalah Tapanuli, Pakpak Barat dan Dairi. “Penyekatan ini dengan mengerahkan dua satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 60 petugas. Ada juga jalur yang dijaga sekitar 30 petugas,” paparnya.
Penyekatan ini agar tidak ada kelompok yang mencoba masuk ke Singkil. Namun, yang pasti karena kondisinya yang tidak memungkinkan, maka banyak masyarakat yang memutuskan untuk mengungsi dari Singkil. “Jumlah pengungsinya belum diketahui. Tapi masih sedikit,” ujarnya.
Apakah bentrokan ini tidak bisa diantisipasi Polri? Dia menuturkan, sebenarnya Polri sudah berupaya untuk mencegah adanya bentrok. Jadi, sesuai kronologisnya, massa yang jumlahnya sekitar 500 orang telah dihadang anggota polisi dan TNI di sekitar Tugu Simpang Kanan, Singkil. Begitu massa ini mengetahui dihadang, mereka menyebar.
“Mereka ini sebagian besar menggunakan sepeda motor, memutuskan menuju rumah ibadah di Desa Suka Makmur,” paparnya.Di setiap gereja yang diprediksi akan diserang juga telah dijaga 20 petugas. Namun, karena jumlah massa lebih banyak membuat kejadian tersebut tidak terelakkan.
“Setelah membakar rumah ibadah, massa ini bergerak menuju Danguran, Simpang Kanan. Di sinilah bertemu massa lainnya dan bentrokan terjadi dan jatuh korban satu meninggal dunia, serta empat orang terluka,” ujarnya.
Untuk memperkuat pengamanan, maka telah dikirimkan satu SSK Brimob agar membantu proses pengamanan di Singkil. Sehingga, keamanan bisa lebih dikendalikan. “Brimob ini hanya membantu saja,” tuturnya.
Dengan kejadian tersebut, Polisi bergerak untuk memproses hukum pada setiap orang yang diduga terlibat pembakaran rumah ibadah dan bentrokan. Sesuai laporan, telah ada lebih dari 20 orang yang ditangkap karena diduga menjadi pelaku pembakaran rumah ibadah. “Tentu akan terus dikembangkan, siapa yang terlibat harus bertanggungjawab,” ujarnya.(rpc)