SIAGANEWS.CO- Petani yang baik dan berhasil adalah petani yang mampu memanfaatkan lahan sempit hingga menghasilkan bagi diri sendiri dan lingkungan, sesungguhnya itu ada pada Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) yang dijalankan Pemda Kampar, Riau.
“Petani sawit diharapkan memanfaatkan lahan yang ada diperkebunan sawit, sedikit lahan untuk digunakan sebagai lahan RTMPE yang mampu menambah penghasilan, dan saat ini, penghasilan sawit dapat dikalahkan dengan apa yang dihasilkan RTMPE,” kata Bupati Jefry Noer beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu Bupati Kampar juga menyampaikan program pemerintah saat ini, yakni bagaimana dirinya menerapkan Amati, Tiru dan Mengaplikasikan (ATM), sehingga lahirnya Program RTMPE yang seharusnya ‘ditanam’ di lahan perkebunan.
Jefry Noer ketika itu sedang berdialog langsung dengan pengurus Koperasi Unit Desa (KUD) yang beroperasi di seluruh Kabupaten Kampar dilantai II Kantor Bupati Kampar, Kamis (9/6).
Ia jelaskan, lahan yang dibutuhkan hanya 1.000 hingga 1.500 meter persegi, dapat dibangun diantara tanaman sawit milik petani, didalam lahan tersebut terdapat 6 ekor sapi, ayam ALPU yang menghasilkan telur, ikan lele, Cabe merah dan Bawang Merah hingga kotoran sapi yang bisa diolah menjadi Energi Biogas dan pupuk padat dan cair.
“Petani sawit jangan hanya terlena dengan sawitnya, mulailah dengan program RTMPE, petani Sawit tidak harus menunggu hingga tahunan sawit menghasilkan, hanya dengan RTMPE petani dalam hitungan bulanan mampu menghasilkan 10 hingga 25 juta,” kata Jefry Noer.
Selain itu, kata Jefry Noer, setiap desa akan dibangun Bumdes, atau Bandar usaha Milik Desa, dan juga akan dibuat Holding Bumdes atau induk Bumdes, hal ini dikarenakan harga bahan pokok sangat mahal, karena ada 6 mata rantai yang harus dilewati hingga ke tangan masyarakat, dengan adanya Bumdes mata rantai dapat kita pangkas menjadi dua, dari produsen langsung ke Holding Bumdes.
“Di dalam Bumdes ada simpan pinjam, usaha pupuk saprodi, hingga simpan pinjam bahan pangan pokok dan yang paling luar biasa didalam Bumdes juga tersedia kebutuhan primer seperti kendaraan bermotor hingga yang kecil. Hal ini menghasilkan perputaran uang hanya seputar Desa tidak keluar desa,” ungkapnya.(MCR)