PEKANBARU,SIAGANEWS.CO- Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Ahli Boga (DPD IKA Boga) Provinsi Riau, Dinawati, menyampaikan sosialisasi mengenai pengembangan kuliner tradisional Riau dalam Forum Keluarga Perempuan Kampar (FKPK), Rabu (30/9).
Dina –Sapaan Dinawati, menyerukan bahwa kuliner tradisional Riau ini sepatutnya diketahui oleh masyarakat, sehingga makanan ini nantinya akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan dapat diidolakan oleh masyarakat Riau.
“Jangan sampai yang menjadi tuan rumah di daerah kita ini adalah makanan orang lain. Saya ingin ibu-ibu sekalian serta masyarakat Riau sekalian bangga dengan kuliner yang kita miliki supaya nanti bisa kita kembangkan dan menjadi aset bagi kita kedepannya,” kata Dina.
Dina mengatakan, saat ini hanya Provinsi Riau yang berani mengatakan bahwa per tahun 2014 lalu, jumlah makanan tradisionalnya yang terdata berjumlah 398 jenis.
”Dan di akhir Desember tahun ini kami akan mengumumkan kembali berapa sebenarnya jumlah kuliner yang ada di Provinsi Riau,” katanya.
“Dari 398 jenis kuliner di Riau tadi, 28 diantaranya berasal dari Kabupaten Kampar yakni dengan kue basah sebanyak 7 jenis, kue kering 8 jenis, makanan setengah berat 2 jenis, masakan 9 jenis dan minuman 2 jenis,” sebut Dina.
Pada sosialisasi yang dilakukannya dalam FKPK kali ini, Dina yang baru saja terpilih sebagai Ketua Seksi Wirausaha dalam kepengurusan FKPK menyajikan dua menu masakan khas dari Bengkalis serta Selat Panjang yakni mie sagu goreng dan bubur lambok.
Bubuo lambuok yang mungkin masih asing ditelinga ini terasa nikmat ketika disajikan hangat dengan sayur pukis serta taburan bawang goreng dan cabai merah sebagai pelengkap.
“Bahan-bahan bubuo lambuok yaitu beras, ikan teri, ebi, santan, bawang putih, bawang merah, serai, kunyit dan rempah. Tidak hanyak di Bengkalis, ternyata bubur ini juga ada di daerah lain seperti Meranti, Siak, Rokan Hilir dan baru-baru ini saya dengar juga ada di Indragiri Hilir,” jelas Dina.
Dina berharap agar pemerintah dapat menindaklanjuti apa yang telah dilakukan oleh pihaknya terhadap pengembangan kuliner tradisional Riau ini.
“Kita sudah lebih dulu memulai langkah awal untuk mendata kuliner tradisional Riau sebisa kita. Tidak hanya mendata, kita juga lakukan sosialisasi, seminar, mengadakan perlombaan, pelatihan kepada masyarakat hingga membuat sebuah buku,” ceritanya.
“Untuk pengembangan ini juga tentu kita butuh kerjasama dari berbagai pihak. Harapan kita agar ini bisa ditindaklanjuti secara keorganisasian lembaga pemerintah hingga nanti kita semua bisa bergerak lebih,” harap Dina mengakhiri.(trc)